Selasa, 27 Maret 2012

Alamat Redaksi Penerbit

ALAMAT REDAKSI / PENERBIT

Majalah Aneka Yess

-Cerpen maksimal 7 hlm folio spasi ganda
-Sertakan pernyataan cerpen orisinil dan belum pernah dipublikasikan
-Kirim ke alamat: Jl Salemba Tengah No 58 Jakarta Pusat 10440 atau email: aneka@indosat.net.id
Majalah Kawanku
-Cerpen dengan jumlah karakter 9100 termasuk spasi
-Ketik spasi double
-Kirim ke alamat email: fiksi-kawanku@gramedia-majalah.com, cerpenkawanku@gmail.com
-Cantumkan identitas lengkap, alamat, dan nomor rekening

Majalah Gadis
-Tulisan untuk rubrik Obrolan, Kuis, Cinta dengan panjang 3-4 halaman folio spasi ganda
-Tulisan untuk rubrik Percikan (cerpen mini) dengan panjang 2 halaman folio spasi ganda
-Tulisan untuk rubrik cerpen dengan panjang 6-7 halaman folio spasi ganda
-Kirim ke alamat Redaksi Majalah Gadis: Jl HR Rasuna Said Blok B Kav 32-33 Jakarta 12910
-Tulis identitas lengkap dan nomor rekening
-Cantumkan nama rubrik di kiri atas amplop

Majalah Hai
-Cerpen maksimal 7 hlm folio spasi ganda
-Kirim ke alamat: Gedung Gramedia Majalah Unit I Lt.1, Jl Panjang No 8A, Kebon Jeruk,Jakarta
11530
-Alamat email: hai_magazine@gramedia-majalah.com

Majalah Annida
-Cerpen dalam rubrik Kias dan Epik panjang 6-10 halaman folio
-Kirim viasurat:
*tuliskan nama rubrik di pojok kiri amplop
*lampirkan biodata dan kartu identitas
*kirim ke Jl Mede No 42 Utan Kayu, Jakarta Timur 13120
-Kirim via email:
*sertakan biodata lengkap
*kirim ke annida@ummigroup.co.id

Majalah Teen
-Kirim cerpen maksimal 6 halaman
-Kirim ke alamat Jalan Prof Dr Satrio Kav. 3-4 Karet Kuningan, Jakarta 12940
-Atau alamat email ke: tabloid.teen@gmail.com
Mau Kirim Tulisan Ke majalah anak – anak ?
Majalah Oki Nirmala dan Bobo
-Dongeng atau cerpen maksimal 3 halaman folio spasi ganda
-Kirim ke alamat redaksi: Gedung Gramedia Majalah Jl Panjang No. 8A, Jakarta Barat 11530
-Alamat email: bobonet@gramedia-majalah.com

Majalah Kreatif
-Dongeng atau cerpen maksimal 3 halaman folio spasi ganda
-Kirim ke alamat redaksi: Gedung Gramedia Majalah Jl Panjang No. 8A, Jakarta Barat 11530
-Alamat email: bonakreatif@gramedia-majalah.com

Majalah Girls

-Dongeng atau cerpen maksimal 3 halaman folio spasi ganda maksimal 5.200 dengan spasi
-Kirim via surat berupa naskah dan file dalam disket
-Kirim ke alamat redaksi: Gedung Gramedia Majalah Unit 1 Lt.4 Jl Panjang No 8A, Kebon Jeruk Jakarta 11530
-Alamat Email:girls@gramedia-majalah.com

Kompas Anak
-Cerpen atau artikel
-Kirim via
surat: Jl Palmerah Selatan No 26-28Jakarta10270
======================================…
Publishers
Penerbit Andi
Jl. Beo 38-40
Yogyakarta 55281
Telp: (0274) 561881 Fax: (0274) 588282
Cabang Jakarta
Jl. Pilar Raya No. 67
Kedoya
Telp. 021-5802816, 70601240
Fax. 021-5842188
e-mail: penerbitan@andipublisher.com
Materi yang harus dikirim:
Penulis harus mengirimkan ke penerbit naskah final, bukan outline atau draft, yang disertai:
kata pengantar
daftar isi
daftar gambar
daftar table
daftar lampiran
isi
daftar pustaka
indeks
abstrak (synopsis)
penjelasan perihal: pasar sasaran yang dituju, prospek pasar, manfaat buku
profil penulis

Penerbit Cakrawala
Kompleks Gizi No. 2
Bumi Menteng Asri
Bogor 16111
Penerbit Cakrawala memfokuskan diri pada tema-tema psikologi (anak, remaja, dewasa), pengembangan diri/self motivation skill, entrepreneur (manajemen bisnis dan kewirausahaan), interpersonal skill, gaya hidup/lifestyle, kesehatan, karier, dll

Penerbit Cinta
Jl. Cinambo No. 137
Cisaranten Wetan
Bandung 40294
Kalau mau gabung di milis Pembaca Cinta atau mau tahu nasib naskah kamu (karena akan selalu diumumkan di sana), silahkan kirim e-mail kosong ke pembacacinta-subscribe@yahoogroups.com
Ketentuan naskah penerbit Cinta
- dijilid rapi. Boleh diprint bolak balik untuk penghematan kertas, tetapi perhatikan batas tepi penjilidan
- Sertakan biodata, ucapan terima kasih dan synopsis
- jika ingin pengembalian naskah ditolak, setakan prangko 8.000 (bukan uang)
- Naskah yang diterima akan diberitahukan secepatnya, penulis akan diminta mengirimkan disket naskah tersebut.
- setting modern, tidak cengeng, dan pornografi dan SARA
* novel teenlit: seri lucu, romantis, misteri, persahabatan, dan science fiction
- Panjang nashah min. 100-120 hal, 1,5 spasi, folio
- Tokoh cerita adalah siswa SMU berusia 15-18 tahun
* Novel MetroChick
- Panjang naskah min. 110-150 hal, 1,5, folio
- tema bebas tapi bukan mengenai sex, tokoh cerita adalah wanita usia 23-28 tahun, belum menikah, bekerja, mandiri, konyol, lucu, dan metropolis.
* Non Fiksi: PsikoPop, Tips & Tricks
- Panjang naskah min. 50-100 hal, 1,5 spasi, folio
- Tema berkaitan dengan kehidupan remaja, baik cowok maupun cewek. Diutamakan yang bisa mencerahkan perkembangan kepribadian dan jiwa pembaca: misalnya “How to be beautiful and smart”
- Sertakan foto atau gambar pendukung tulisan jika ada. Jangan lupa sertakan referensi/daftar pustaka jika mengutip.
Penerbit Ganeca Exact
Kompleks Satrudal
Jl. Raya Hankam, Jatirahayu
Pondok Gede, Bekasi 17414
Telp. 021-84973048
e-mail: bonaventura91@yahoo.com
Naskah buku bacaaan Fiksi untuk siswa sekolah dasar dengan tema-tema sbb:
Hewan-hewan di kebun binatang (fable)
Sahabat pena
Lomba membaca puisi/mengarang
Cerita biografi sastrawan
Belajar membaca
Kumpulan cerpen
Kisah binatang di dasar laut (fable)
Bunga-bunga di pekarangan
Menulis buku harian
Mengisi liburan
Spesifikasi naskah:
Kertas kwarto, left margin = 25mm, right margin = 30mm, top = 20mm, bottom = 15mm
2 spasi, times new roman, 12pt
Minimal 80 hal
Lingkar Pena Publishing House
Jl. Keadilan No. 13 Blok XVII
Depok 16418
e-mail: lingkarpena@indo.net.id
Naskah menarik dan mencerahkan
1,5 spasi
Non fiksi, novel atau kumcer 90-100 hal (more than 100 juga ok)
Setelah mengirim, silahkan e-mail ke penerbit untuk menanyakan apakah naskahmu sudah diterima.
Naskah yang masuk diterbitkan max 1 tahun dari perjanjian kontrak yang di ttd penulis dan penerbit.
Semua staff redaksi akan mengusahakan yang terbaik dalam hal tampilan, editing, dll
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Gedung Gramedia Lt. 2-3
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270
Or:
PO.Box Plus 8888
Jakarta 11088
Phone: 021-536 77834 (hunting), 3211 3212 (redaksi fiksi), 3211 3222 (redaksi nonfiksi)
Fax. (021) 530 0545
e-mail: nonfiksi@gramedia.com
fiksi@gramedia.com
edutivity@gramedia.com
www.gramedia.com

Penerbit Dian Rakyat
Jl. Rawagelam I/4
Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta 13930
Phone: 021-460 444
- Utamakan buku cerita anak yang simple dan berbahasa Inggris
Redaksi Kompas

Jl. Palmerah Selatan 26-28
Jakarta 10270
Telp: 021-530 2200
Fax: 548 6085
e-mail: kompas@kompas.com
Or:
PO.Box 4612
Jakarta 12046
Anugerah Abadi Publishing

Jl. Abadi I No. 25
KPAD Bandung 40155
Telp: 022-2014 523
Fax: 022- 2004 583
- Penerbit buku-buku fiksi dan nonfiksi bernafaskan Islam
Penerbit Escaeva
Taman Pajajaran Blok A7 No. 24
Bogor
www.escaeva.com
Penerbit Empat Pilar Pendidikan
Jl. Rng oad Timur No. 21B
Wonocatur, Yogyakarta
Phone and Fax: 0274-382737
e-mail: empatpp@yahoo.com
Silahkan kirimkan naskah-naskah berkualitas mengenai:
* Pendidikan NAPZA untuk tingkat dasar dan buku pegangan bagi orang tua dan guru
- 70 hal, times new roman, font 12, spasi 1,5
* Sains dan IPTEK untuk tingkat dasar
- 70 hal, times new roman, 12 pt, 1,5 spasi
* Life skills (kecakapan hidup) untuk tingkat dasar, misalnya
-kecakapan pribadi
-kecakapan akademik
-kecakapan social
-kecakapan vocational
Ketik sebanyak 50 hal.

Penerbit Gagas Media
Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur Jagakarsa
Jakarta Selatan 12630
Telp: 021-7888 3030 Fax: 021-727 0996
Jakarta Post
E-mail: sunday@jakartapost.com

Majalah Kawanku
Jl. Panjang No. 38
Kebon Jeruk, Jakarta 11530
e-mail: fiksi-kawanku@gramedia-majalah.com

Majalah Femina/Gadis
Jl. H.R. Rasuna Said Blok B Kav. 32-33
Jakarta Selatan 12910
e-mail: kontak@femina-online.com

Aneka Yess

Jl. Salemba Tengah No. 58
Jakarta Pusat 10440
e-mail: aneka@indosat.net.id

Majalah Kartini
Jl. Garuda No. 80A
Jakarta Pusat
e-mail: redaksi@kartinionline.com

NOVA
Gedung Gramedia Pustaka Utama Lt.6
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270
e-mail: nova@gramedia-majalah.com
Majalah Sabili
Jl. Cipinang Cempedak III/11A
Polonia, Jakarta Timur 13340
e-mail: redaksi@sabili.co.id
Majalah Lisa
Jl. K.H.Wahid Hasyim No. 31B
Menteng, Jakarta Pusat 10350
e-mail: majalah_lisa@yahoo.com

Republika
Jl. Warung Buncit Raya No. 37
Jakarta Selatan 12510
e-mail: redasionline@republika.co.id
Media Indonesia
Kompleks Delta Kedoya
Jl. Pilar Raya Kav. A-D Kedoya Selatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat
e-mail: tifa@mediaindonesia.com
redmi@indo.net.id

Cita Cinta

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 32-33
Jakarta 12910
Fax: 021-520 9366 or 526 2131
e-mail: citacinta@feminagroup.com
mo kirim sketsa mode ke akses@citacinta.com

Kamis, 15 Maret 2012

Tradisi Sejerah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara

dibawah ini adalah gambar topologi hal-hal yang akan kita bahas dalam bab Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara

A. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara

1. Periodisasi masyarakat Indonesia masa praaksara
Masyarakat Indonesia sebelum mengenal aksara sudah memiliki tradisi sejarah. Maksud tradisi sejarah adalah bagaimana suatu masyarakat memiliki kesadaran terhadap masa lalunya. Kesadaran tersebut kemudian dia rekam dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Perekaman dan pewarisan tersebut kemudian menjadi suatu tradisi yang hidup tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Bagaimanakah masyarakat yang belum mengenal tulisan merekam dan mewariskan masa lalunya? Bagaimanakah masyarakat yang belum mengenal tulisan memaknai masa lalunya? Masyarakat dalam memahami masa lalunya akan ditentukan oleh alam pikiran masyarakat pada masa itu atau “jiwa zaman”.
Dari kehidupan masyarakat zaman praaksara, kita mendapatkan warisan berupa alat- alat dari batu, tulang, kayu, dan logam serta lukisan pada dinding-dinding gua. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dalam usaha menuliskan sejarah kehidupan manusia. Jejak-jejak tersebut mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan penulisan sejarah dan akan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya sampai turun temurun. Jejak sejarah yang historis merupakan jejak sejarah yang menurut para ahli memiliki informasi tentang kejadian- kejadian historis, sehingga dapat dipergunakan untuk penulisan sejarah. Jejak historis ada dua, yaitu jejak historis berwujud benda dan jejak historis yang berwujud tulisan. Jejak historis berwujud benda merupakan hasil budaya/tradisi di masa kuno, misalnya, tradisi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, dan Perundagian.
a. Tradisi manusia hidup berpindah (zaman Paleolitikum)
Manusia di zaman hidup berpindah termasuk jenis Pithecanthropus. Mereka hidup dari mengumpulkan makanan (food gathering), hidup di gua-gua, masih tampak liar, belum mampu menguasai alam, dan tidak menetap. Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Disebut kebudayaan Pacitan sebab alat-alat budayanya banyak ditemukan di Pacitan (di Pegu- nungan Sewu Pantai Selatan Jawa) berupa chopper(kapak penetak) disebut juga kapak genggam. Karena masih terbuat dari batu maka disebut stone culture (budaya batu). Alat Kebudayaan Ngandong ditemukan di desa Ngandong (daerah Ngawi Jawa Timur). Alatnya ada yang terbuat dari tulang maka disebut bone culture. Di Ngandong ditemukan juga kapak genggam, benda dari batu berupa flakes dan batu indah berwarna yang disebut chalcedon.
b. Peningkatan hidup manusia memasuki hidup setengah menetap/semisedenter (zaman Mesolitikum)
Mereka sudah memiliki kemajuan hidup seperti adanya kjokkenmoddinger (sampah kerang)danabris sous roche (gua tempat tinggal). Alat-alatnya adalah kapak genggam (pebble) disebut juga kapak Sumatra, kapak pendek (hache courte), dan pipisan.
c. Tradisi manusia zaman hidup menetap (zaman Neolitikum)
Pada zaman ini, manusia sudah mulai food producing, yakni mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan mengusahakan ladang. Jenis tanamannya adalah ubi, talas, padi, dan jelai. Mereka menggunakan peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong yang dipergunakan untuk mengerjakan tanah. Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat, sedangkan di Semenanjung Melayu kapak ini disebut kapak bahu. Kapak lonjong berbentuk bulat telur, banyak ditemukan di Sulawesi, Papua, atau kepulauan Indonesia Timur. Alat serpih untuk mata panah dan mata tombak ditemukan di Gua Lawa Sampung (Jawa Timur) dan Cabbenge (Sulawesi Selatan). Di Malolo (Sumba Timur) ditemukan kendi air. Pada masa ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara. Alat yang dipergunakan adalah kapak persegi, beliung persegi, pebble (kapak Sumatra), dan kapak genggam. Kebudayaan itu oleh Madame Madeleine Colani, ahli sejarah Prancis, dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Kepercayaan zaman bercocok tanam adalah menyembah dewa alam.
d. Tradisi Megalitikum
Pada zaman ini, alat dibuat dari batu besar seperti menhir, dolmen, dan sarkofagus. Menhir adalah tugu batu besar tempat roh nenek moyang, ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. Dolmen adalah meja batu besar (altar), terdapat di Bondowoso, Jawa Timur. Sarkofagus adalah kubur peti batu besar. Di Sulawesi, sarkofagus dikenal dengan sebutan waruga.
e. Tradisi zaman perundagian
Setelah hidup menetap, mereka semakin pandai membuat alat, bahkan dengan kedatangan bangsa Deutero Melayu pada 500 SM, mereka sudah mampu membuat alat dari logam (sering disebut budaya Dongson karena berasal dari Dongson). Zaman ini disebut zaman kemahiran teknologi. Mereka juga telah mengenal sawah dan sistem pengairan. Jenis benda logam yang dibuat di Indonesia pada zaman ini, antara lain, sebagai berikut.
1) Nekara, yaitu semacam tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua.
2) Kapak corong, disebut demikian karena bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu. Benda ini dipergunakan untuk upacara. Banyak ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar, dan Papua.
3) Arca perunggu, ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor. Selain itu, ada perhiasan perunggu, benda besi, dan manik-manik. Kepercayaan di zaman perundagian adalah menyembah roh nenek moyang (animisme).
2. Ciri-ciri masyarakat praaksara
Setelah nenek moyang kita datang di Nusantara dan menetap, mereka meninggalkan tradisi, aturan kemasyarakatan, serta religi yang ditaati oleh  mereka dan anak keturunannya. Tradisi tersebut diwariskan kepada masyarakat hingga sekarang ini. Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum terpengaruh budaya Hindu-Buddha oleh Brandes dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kemampuan berlayar
Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan sebelum Masehi. Mereka sudah pandai mengarungi laut dan harus menggunakan perahu untuk sampai di Indonesia. Kemampuan berlayar ini dikembangkan di tanah baru, yaitu di Nusantara, mengingat kondisi geografi di Nusantara terdiri banyak pulau. Kondisi ini mengharuskan menggunakan perahu untuk mencapai kepulauan lainnya. Salah satu ciri perahu yang dipergunakan nenek moyang kita adalah perahu cadik, yaitu perahu yang menggunakan alat dari bambu atau kayu yang dipasang di kanan kiri perahu. Pembuatan perahu biasanya dilakukan secara gotong royong oleh kaum laki-laki. Setelah masa per- undagian, aktivitas pelayaran juga semakin meningkat. Perahu bercadik yang merupakan alat angkut tertua tetap dikembangkan sebagai alat transportasi serta perdagangan. Bukti adanya kemampuan dan kemajuan berlayar tersebut terpahat pada relief candi Borobudur yang berasal dari abad ke-8. Relief tersebut melukiskan tiga jenis perahu, yaitu

1) perahu besar yang bercadik,
2) perahu besar yang tidak bercadik, dan
3) perahu lesung


b. Kemampuan bersawah
Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan.
c. Mengenal astronomi
Pengetahuan astronomi (ilmu perbintangan) sudah dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.
d. Sistem mocopat
Sistem mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian empat penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem mocopat dikaitkan dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah (istana), alun-alun, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Peletakan bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa pada zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari pasaran menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu
1) arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa,
2) arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat,
3) arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu,
4) arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan
5) arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu.
Jadi pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam menata dan menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan susunan ibu kota pusat pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta ada bangunan tempat pemujaan, pasar, dan penjara.
e. Kesenian wayang
Kesenian wayang semula berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Semula wayang diwujudkan sebagai boneka nenek moyang yang dimainkan oleh dalang pada malam hari. Dengan beralaskan tirai dan tata lampu di belakangnya serta boneka yang digerak-gerakkan sehingga terlihat bayangan boneka seolah-olah hidup. Jika dalang kemasukan roh nenek moyang, sang dalang akan menyuarakan suara nenek moyang yang berisi nasihat-nasihat kepada anak cucu mereka. Setelah kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek moyang digantikan kisah Ramayana dan Mahabharata. Bonekanya kemudian diganti dengan bentuk tokoh dalam cerita Mahabharata. Fungsinya pun beralih sebagai pertunjukan dan penontonnya melihat dari depan tirai.
f. Seni gamelan
Seni gamelan ada kaitannya dengan seni wayang. Seni gamelan ini dipakai untuk mengiringi pertunjukkan wayang. Pada waktu musim bercocok tanam sudah usai masyarakat kuno itu membuat alat musik gamelan, mengembangkan seni membatik, dan mengadakan pertunjukan wayang semalam suntuk untuk dapat dilihat oleh masyarakat di sekitarnya.
g. Seni membatik
Seni membatik merupakan kerajinan membuat gambar pada kain. Cara menggambarnya mempergunakan alat canting yang diisi bahan cairan lilin (orang Jawa menyebutnya malam) yang telah dipanaskan, lalu dilukiskan pada kain sesuai motifnya.
h. Pengaturan masyarakat
Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara yang banyak. Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
i. Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan
Kebutuhan hidup manusia selalu menuntut untuk dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat kuno saling bertukar barang (barter) dari satu wilayah ke wilayah lain. 
j. Sistem kepercayaan
Manusia yang terdiri atas jasmani dan rohani memunculkan suatu kepercayaan bersifat rohani yang kemudian dipersonifikasikan dalam bentuk riil. Sistem kepercayaan masyarakat Indonesia mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, ini dibuktikan dengan penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol perlindungan untuk mencegah roh jahat. Manusia di zaman hidup bercocok tanam sudah percaya adanya dewa alam yang menciptakan banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.

Jadi, dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan adalah sebagai berikut.
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu adanya masyarakat teratur, demokratis, dan memilih pemimpinnya dengan primus inter pares dalam bentuk kesukuan.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya.
d. Sudah mengenal sistem persawahan.
e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan mereka sudah berani mengarungi laut luas.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a cire perdue.
g. Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.
3. Cara Mewariskan Masa Lampau
Pengalaman kolektif suatu masyarakat diartikan sebagai masa lampau. Beberapa cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mewariskan masa lampaunya adalah sebagai berikut. Coba cermati dan telusuri adanya mitologi yang ada di sekitar daerah Anda. Setelah itu, tanyakan kepada sesepuh atau tokoh masyarakat atau siapa saja yang dapat memberikan keterangan tentang mitologi tersebut. Selanjutnya, tuliskan dalam bentuk cerita. Hasilnya paparkan di depan kelas, secara bergiliran. Inovatif dan Kreatif Sejarah Masa Pra Aksara dan Aksara 25
a. Pelatihan dan peniruan. Pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki diwariskan lewat pelatihan dan peniruan, entah itu dengan perkataan atau perbuatan. Misalnya kepandaian membuat alat-alat dari batu maupun dari besi. Mereka mewariskan kepandaian tersebut kepada generasi berikutnya lewat peniruan pembuatan alat-alat tersebut. Termasuk juga pengetahuan dan kepandaian berburu, memasak makanan, beternak, bersawah dan sebagainya.
b. Penuturan, yakni dengan cara menuturkan secara lisan. Artinya, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diwariskannya dengan cara dituturkan kepada generasi penerusnya.
c. Hasil karya, walaupun masyarakat belum mengenal tulisan namun telah memiliki akal, dengan akalnya akhirnya masyarakat menghasilkan budaya. Dengan budaya inilah dia mewariskan masa lampaunya kepada generasi berikutnya. Dengan demikian lewat hasil karya atau budaya yang dimilikinya, maka dapat diketahui tentang pola hidup dan kehidupan masyarakat tersebut.

Zaman Megalitikum

Pada zaman Megalithikum (Zaman Batu Besar ) di Indonesia, manusia purba telah mengenal suatu kepercayaan terhadap kekuatan gaib atau luar biasa diluar kekuatan manusia. Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba hebat. Selain itu mereka menyembah nenek moyangnya. Kadang kala kalau melihat pohon besar, tinggi dan rimbun, manusia merasa ngeri. 

Manusia purba ini kemudian berkesimpulan bahwa kengerian itu disebabkan pohon itu ada mahluk halus yang menghuninya. Begitupun terhadap batu besar serta binatang besar yang menakutkan. Kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus dianggap menakutkan dan mengerikan sehingga mereka memujannya. Selain memuja benda-benda dan binatang yang menakutkan dan dianggap gaib, manusia purba juga menyembah arwah leluhurnya. Mereka percaya bahwa roh para nenek moyang mereka tinggal di tempat tertentu atau berada di ketinggian misalnya di atas puncak bukit atau puncak pohon yang tinggi. Untuk tempat turunnya roh nenek moyang inilah didirikan bangunan megalitik yang pada umumnya dibuat dari batu inti yang utuh, keudian diberi bentuk atau dipahat sesuai dengan keinginan atau inspirasi. Bangunan megalitik hampir semuanya berukuran besar. Jadi secara ringkas kepercayaan manusia purba pada masa ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni:
Dinamisme
Kepercayaan kepada kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda tertentu, misalnya pada pohon, batu besar, gunung, gua, azimat dan benda-benda lain yang dianggap keramat.
Animisme
Kepercayaan kepada roh nenek moyang atau leluhur, mereka percaya, manusia setelah meninggal rohnya tetap adadan tinggal ditempat-tempat tertentu dan harus diberi sesajen pada wktu-waktu tertentu.
Hasil kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
  • Menhir , adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati arwah nenek moyang;
  • Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang, Adapu;a yang digunakan untuk kuburan;
  • Sarkopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup
  • Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya lepas satu sama lain
  • Punden berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat